Senin, 15 Juli 2013

Kemampuan Awal Pebelajar

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar terlebih dahulu akan ditanyakan kenapa manusia itu melakukan proses pembelajaran? Hal ini berkaitan dengan tujuan dari orang atau manusia itu dalam mengikuti proses pembelajaran. Adapun dengan kata lain tujuan disini adalah sebuah kebutuhan manusia yang secara lahiriah maupun batiniah harus tercapai. Dalam proses pembelajaran, manusia juga memiliki kebutuhan agar dalam proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana.
Tujuan manusia belajar tentunya adalah untuk menjadi lebih baik, sehingga kelak ilmu yang mereka peroleh melalui proses belajar dan mengajar dapat diterapkan dalam kehidupannya. Demi mencapai tujuan tersebut, maka sebelum memulai proses belajar seoarng pendidik perlu menganalisis kemampuan awal pebelajar terlebih dahulu terhadap kebutuhan masing-masing peserta didiknya, baik itu secara individual ataupun kelompok, agar apa yang disampaikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh peserta didiknya serta tercapai tujuan yang telah direncanakan.
Kebutuhan manusia memang tidak ada batasnya, akan tetapi tidak semua kebutuhan manusia itu selalu tercapai, hal ini terkait dengan kemampuan manusia itu sendiri dalam memenuhi kebutuhannya. Persoalan yang dihadapi sekarang ialah apakah kebutuhan awal pebelajar itu, apa saja fungsi dan jenis-jenis dari kemampuan awal pebelajar, serta bagaimana mengidentifikasinya.
Kebutuhan belajar pada dasarnya menggambarkan jarak antara tujuan belajar yang diinginkan dan kondisi atau keadaan belajar yang sebenarnya. Kebutuhan setiap manusia di dalam kondisi yang dialaminya bermacam-macam. Kebutuhan-kebutuhan itu perlu diidentifikasi untuk menentukan kebutuhan mana yang paling potensial dari segi kemanfaatan dan pemenuhannya.

B.       Rumuasan masalah
1.        Apakah pengertian Kemampuan Awal Pebelajar ?
2.        Apa Fungsi dari kemampuan Awal Pebelajar ?
3.        Apa saja jenis-jenis dari Kemampuan Awal Pebelajar ?
4.        Klasifikasi mengenai Jenis Kemampuan Awal Pebelajar ?
5.        Apa langkah-langkah identifikasi kemampuan awal pebelajar ?

C.       Tujuan
1.        Mengetahui pengertian kemampuan awal pebelajar.
2.        Mengetahui fungsi dari kemampuan awal pebelajar.
3.        Mengetahui jenis-jenis dari kemampuan awal pebelajar.
4.        Mengetahui klasifikasi mengenai jenis kemampuan awal pebelajar.
5.        Mengetahui langkah-langkah identifikasi kemampuan awal pebelajar.
                            BAB II
PEMABAHASAN

A.       Pengertian Kemampuan Awal Pebelajar
Kegiatan menganalisis kemampuan awal siswa dalam pengembangan pembelajaran merupakan pendekatan yang menerima siswa apa adanya dan menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan siswa tersebut. Karena itu, kegiatan menganalisis kemampuan awal siswa merupakan proses untuk mengetahui pengetahuan yang dikuasai siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran, bukan untuk menentukan kemampuan pra-syarat dalam rangka menyeleksi siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran. Konsekuensi digunakannya cara ini adalah titik mulai suatu kegiatan pelatihan tergantung kepada perilaku awal siswa.
Karakteristik siswa merupakan salah satu variabel dari kondisi pengajaran. Variabel ini didefenisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa. Aspek-aspek ini bisa berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal ( hasil belajar ) yang telah dimilikinya. Karakteristik siswa akan amat berpengaruh dalam pemilihan setrategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik perseorangan siswa.

B.       Fungsi Kemampuan Awal Pebelajar
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk membelajarkan siswaartinya membuat siswa mau belajar. Untuk keberhasilan tersebut maka dalampembelajaran perlu memperhatikan empat hal, yakni :
1.        mengidentifikasikebutuhan dan karakteristik siswa,
2.        memilih pendekatan pembelajaran,
3.        memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik, serta
4.        menetapkan alatevaluasi.
Memperhatikan hal di atas, perencanaan pembelajaran sangat membutuhkan identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa sebagai analisis kemampuan awal siswa. Analisis kemampuan awal siswa dilakukan dengan memperhatikan kemampuan, dan pengalaman siswa, baik sebagai kelompok atau pribadi. Analisis kemampuan awal siswa merupakan kegiatan mengidentifika sisiswa dari segi kebutuhan dan karakteristik untuk menetapkan spesifikasi dankualifikasi perubahan perilaku yaitu menyangkut pencapaian tujuan dan penguasaan materi pelajaran.
C.       Jenis-jenis Kemampuan Awal Pebelajar
Ada tujuh jenis kemampuan awal yang dapat digunakan untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru. Ketujuh jenis pengetahuan awal itu adalah sebagai berikut.
1.        Pengetahuan bermakna tak terorganisasi (arbitraly meaningful knowledge) sebagai tempat mengaitkan pengetahuan hapalan (yang tak bemakna) untuk memudahkan retensi. Pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang  sama sekali tidak ada kaitannya dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari Pengetahuan ini sangat berguna untuk mengingat hapalan dan pengetahuan yang tak bermakna, yang bertujuan mnemonic misalkan “MEJIKUHIBINIU” untuk menghapalkan warna pelangi.
2.        Pengetahuan analogis (analogi knowledge), yang  mengaitakan pengetahuan baru dengan pengetahuan lain yang amat serupa, yang berada di luar isi yang sedang dibiarakan/dipelajari. Pengetahuan analogis ini berada di luar konteksisi pengetahuan baru yang sedang dipelajari, namun terdapat kaitan berikut :
a.         berada pada tingkat keumuman yang sama.
b.         memiliki kesamaan dalam hal-hal pokok.
c.         contoh-contoh pengetahuan analogis tidak temasuk dalam contoh-contohpengetahuan baru. Misalnya pengertahuan baru tentang prinsip penawaran dan permintaan, maka bisa dianalogikan dengan peminat masuk keperguruan tinggi dengan daya tamping perguruan tinggi.
Meskipun pengetahuan analogis ini tidak ada kaitan dengan pengetahuan baru, tetapi sangat bemanfaat untuk mempermudah mencapai pengetahuan baru yangsedang dipelajari.
3.                  Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (superordinte knowledge) yang dapat berfungsi sebagai kerangka kaitan lanjut bagi pengetahuan baru. Gagne menyebutnya sebagai kapabilitas belajar. Hubungan antar kapabilitas tersebut sebagai hubungan prasyarat dan syarat. Jadi kapabilitas konsepabstrak sebagai superordinat dari konsep konkrit, Kapabilitas belajar menurut Gagne dibedakan atas lima bagian yaitu ; diskriminasi, konsep konkrit, konsep abstrak, kaidah (rule), dan kaidah tingkat lebih tinggi lagi.
4.                  Pengetahuan setingkat (coordinate knowledge), yang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif dan/atau komparatif. Pengetahuansetingkat ini memiliki tingkat keumuman dan kekhususan yang sama dengan pengetahuan yang sedang dipelajri. Misalnya, konsep “hewan berkaki ruas”dan konsep “hewan bertulang belakang”. Kedua  hewan tersebut tidak sama, tetapi keduanya merupakan contoh “hewan”. Jadi mengaitkan pengetahuan baru yang  sedang dipelajari dengan pengetahuan coordinate yang telahdiketahui oleh pebelajar akan memudahkan perolehan pengetahuan barutersebut.
5.                  Pengetahuan tingkat yang lebih rendah (subordinate knowledge), yang berfungsi untuk mengkonkritkan pengetahuan baru atau juga penyediaan contoh-contoh. Ini kebalikan dari pengetahuan yang lebih tinggi. Ada kesamaan fungsi dengan pengetahuan pengalaman.
6.                  Pengetahuan pengalaman (experienitial knowledge) yang memiliki fungsi sama dengan pengetahuan tingkat yang lebih rendah, yaitu untuk mengkonkritkan dan menyediakan ontoh-contoh bagi pengetahuan baru. Pengetahuan pengalaman mengacu kepada ingatan seseorang pada peristiwa-peristiwa atau objek-objek khusus dan yang tersimpan di dalam experienitial data base (istilah yang digunakan Reigeluth).
7.                  Strategi kognitif, yang  menyediakan cara-cara mengolah pengetahuan baru,mulai dari penyandian, penyimpanan, sampai dengan pengungkapan kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan. Hal ini berfungsi membantu mekanisme pembuatan hubungan-hubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang  sudah dimiliki oleh siswa. Gagne mengemukakan bahwastrategi kognitif adalah keterampilan lepas-isi (content-free skill) yang dapatdigunakan oleh seseorang untuk memudahkan perolehan pengetahuan, atau memudahkan pengorganisasian dan pengungkapan pengetahuan yang  telah dipelajari.

D.       Klasifikasi Jenis Kemampuan Awal Pebelajar
Jenis kemampuan awal dapat di klasifikasikan menjadi 3 yaitu :
1.                  pengetahuan yang akan di ajarkan,
2.                  pengetahuan yang berada di luarpengetahuan yang akan di bicarakan,
3.                  pengetahuan mengenai ketrampilan generic (generic skills).
Klasifikasi pertama, yang berkaitan dengan pengetahuanyang akan diajarkan, meliputi pengetahuan yang lebih tinggi, pengetahuansetingkat, pengetahuan lebih rendah, dan pengetahuan pengalaman. Klasifikasikedua, yang berkaitan dengan pengetahuan yang berjadi luar pengetahuan yangdibicarakan, meliputi pengetahuan bermakna tak terorganisasi dan pengetahuananalogis. Klasifikasi ketiga, yang berkaitan dengan pengetahuan tentangketerampilan generik adalah strategi kognitif.
Bila dilihat dari tingkat penguasaannya kemampuan awal bias diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1.        Kemampuan awal siap pakai, mengacu pada kemampuan yang manapundari ketujuh kemapuan awal yang diidentifikasi oleh Reigeluth, yang benar-benar telah dikuasai oleh siswa (yaitu pengetahuan yang telah menjadimiliknya), dan dapat digunakan kapan saja dan dalam situasi apapun.
2.        Kemampuan awal siap ulang, mengacu kepada kemampuan-kemampuanawal yang manapun dari ketujuh kemampuan awal yang diidentifikasiReigeluth yang sudah pernah dipelajari siswa, namun belum dikuasaisepenuhnya atau belum siap digunakan ketika diperlukan. Karena belum menjadi miliknya, maka siswa masih sangat tergantung pada adanyasumber-sumber yang sesuai (biasanya buku teks) untuk dapat menggunakankemampuan ini.
3.        Kemampuan awal pengenalan, mengacu pada kemampuan-kemampuanawal yang manapun dari ketujuh kemampuan awal yang diidentifikasiReigeluth yang baru dikenal. Mungkin karena baru pertama kali dipelajarioleh siswa sehingga perlu diulangi beberapa kali agar menjadi siap guna.Kemampuan ini masih belum dikuasai dan masih sangat tergantung padatersedianya sumber-sumber, juga sering kali memang belum dikuasai.

E.        Langkah-langkah Identifikasi Kemampuan Awal Pebelajar
Ada tiga langkah yang perlu dilakukan dalam menganalisis kemampuanawal siswa. Langkah-lagkah itu adalah :
1.                  Melakukan pengamatan (observation) kepada siswa secara perorangan.
Pengamatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan awalyang digunakan untuk mengetahui konsep-konsep, prosedur-prosedur, atauprinsip-prinsip yang telah dikuasai oleh siswa yang terkait dengan konsep,prosedur, atau prinsip, yang akan diajarkan. Wawancara atau angket dapatdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain,seperti pengetahuan yang tidak terorganisasi, pengetahuan pengalamananalogi, dan strategi kognitif.
2.                  Tabulasi karakteristik pribadi siswa. Hasil pengemasan yang dilakukan pada langkah pertama ditabulasi untuk mendapatkan klasifikasi dan rinciannya. Hasil tabulasi akan digunakan untuk daftar klasifikasi karakteristik menonjol yang perlu diperhatikan dalam menetapkan strategi pengelolaan.
3.                  Pembuatan daftar strategi karakteristik siswa. Daftar ini perlu dibuat sebagai dasar menetukan strategi pengelolaan pembelajaran. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan daftar ini adalah daftar harus disesuaikan dengan kemajuan-kemajuan belajar yang dicapai siswa secara pribadi. Ada beberapa macam instrumen yang bisa digunakan untuk memperoleh data tentang karakteristik siswa, meliputi : observasi, wawancara, angket, daftar pertanyaan, dan melakukan tes.






BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Kegiatan menganalisis kemampuan awal siswa dalam pengembangan pembelajaran merupakan pendekatan yang menerima siswa apa adanya dan menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan siswa tersebut. Memperhatikan hal di atas, perencanaan pembelajaran sangat membutuhkan identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa sebagai analisis kemampuan awal siswa. Klasifikasi pertama, yang berkaitan dengan pengetahuan yang akan diajarkan, meliputi pengetahuan yang lebih tinggi, pengetahuan setingkat, pengetahuan lebih rendah, dan pengetahuan pengalaman. Klasifikasi kedua, yang  berkaitan dengan pengetahuan yang  terjadi  luar  pengetahuan yang dibicarakan, meliputi pengetahuan bermakna tak terorganisasi dan pengetahuan analogis. Klasifikasi ketiga, yang berkaitan dengan pengetahuan tentang keterampilan generik adalah strategi kognitif.

B.       Kritik dan Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Kritik dan saran dari pembaca akan kami jadkan sebagai bahan pertimbangan agar makalah berikutnya bisa lebih baik.




DAFTAR PUSTAKA

http://moeviccloes.blogspot.com/2010/10/identifikasi-prilaku-dan-karakteristik.html Published by Moevi (Di unduh pada: Senin, 25 Februari 2013. Pkl: 17.05 WIB).
http://moh-zaen-fuadi.blogspot.com/2011/11/identifikasi-prilaku-dan-karakter-awal.html Published by Moh. Zaenal Fuadi (Di unduh pada: Selasa, 27 Februari 2013. Pkl: 16.55 WIB).
http://www.scribd.com/doc/50747553/Bab-3 Published by Emnoeh (Di unduh pada: Rabu, 27 Februari 2013. Pkl: 16.55 WIB).
Al-Barry, M.D.J., dkk., Kamus Ilmah Kontemporer, Pustaka Setia, Bandung: 2000.
Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2009
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, Prenada Media Group, Jakarta, 2009
Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008








Tidak ada komentar:

Posting Komentar