Senin, 15 Juli 2013

Pengembangan Indikator

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang (UU) nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) maka Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional  (Permendiknas) nomor 22 dan nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Sedangkan standar lainnya ditetapkan melalui Permendiknas nomor 13, 16, 19, 20, 24 dan 41 Tahun 2007 tentang tenaga pendidik dan kependidikan, pengelolaan, penilaian,sarana prasarana, dan proses.
SNP merupakan acuan dan pedoman dalam mengembangkan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah tidak lagi menetapkan kurikulum seperti kurikulum 1984, 1994 dan sebagainya. Pemerintah hanya menetapkan SNP yang menjadi acuan sekolah dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai dengan karakteristik, kebutuhan potensi peserta didik, masyarakat dan lingkungannya.
Pengembangan KTSP berdasarkan SNP memerlukan langkah dan strategi yang harus dikaji berdasarkan analisis yang cermat dan teliti. Analisis dilakukan terhadap tuntutan kompetensi yang tertuang dalam rumusan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD); analisis mengenai kebutuhan dan potensi peserta didik, masyarakat, dan lingkungan; serta analisis peluang dan tantangan dalam memajukan pendidikan pada masa yang akan datang dengan dinamika dan kompleksitas yang semakin tinggi.
Penjabaran SK dan KD sebagai bagian dari pengembangan KTSP dilakukan melalui pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari SK dan KD menjadi indikator, kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran dan penilaian. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu KD yang ditetapkan dalam SI dan telah dijabarkan dalam silabus.
Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan indikator merupakan langkah strategis dalam peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dan pencapaian kompetensi peserta didik. Dengan demikian diperlukan panduan pengembangan indikator yang dapat dijadikan pedoman bagi guru dan sekolah dalam mengembangkan SK dan KD tiap mata pelajaran.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari indikator?
2.      Apakah landasan pada pengembangan indikator?
3.      Apa prinsip dari pengembangan indiktor?
4.      Siapakah yang melakukan pengembangan indikator?
5.      Bagaimana langkah-langkah pengembangan indikator?

C.     Tujuan
1.      Memahami tentang pengertian indikator
2.      Mengetahui tentang landasan pengembangan indikator
3.      Mengetahui tentang prinsip-prinsip pengembangan indikator
4.      Mengetahui komponen dalam pengembangan indikator
5.      Mengetahui langkah-langkah pengembangan indikator
6.      Memberikan pemahaman lebih luas kepada guru dalam mengembangkan indikator kompetensi berdasarkan tuntutan KD dan SK.
7.      Memotivasi guru untuk mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah guna mencapai kompetensi, minimal sesuai dengan SI dan SKL.
8.      Mendorong pengembangan kurikulum lebih lanjut untuk mencapai kompetensi, melebihi SI dan SKL sehingga mutu pendidikan diharapkan meningkat.
9.      Mendorong guru dan sekolah terus mengembangkan kurikulum melalui  penyusunan dan pengembangan indikator yang digunakan sebagai acuan pembelajaran dan penilaian.















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pengembangan Indikator 
Menurut Depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih spesifik. Sedangkan menurut E. Mulyasa indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian.
Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran adalah karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakukan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar tertentu. Jadi, indikator adalah kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu.
Dengan kata lain, Indikator merupakan penanda pencapaian Kompetensi Dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan indikator adalah:
1.      Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua)
2.      Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi
3.      Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD maupun SK
4.      Prinsip pengembangan indikator adalah urgensi, kontinuitas, relevansi dan kontekstual
5.      Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, prilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten.
Dalam mengembangkan suatu indikator perlu mempertimbangkan:
1.        Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD;
2.      Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan
3.      Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Sedangkan Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu:
1.      Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator;
2.       Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikoator soal.
Perlu juga diingat tentang  fungsi indikator pembelajaran. Yaitu,  indikator berfungsi sebagai:
1.      Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran
2.      Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
3.      Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
4.      Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu: indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; dan indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.


B.     Fungsi Indikator
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD. Indikator berfungsi sebagai berikut:
1.    Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
2.    Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
3.    Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
4.    Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.


Indikator soal bermanfaat bagi:
1)      Guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan melalui tes (tes tertulisseperti ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester, tespraktik, dan/atau tes perbuatan) maupun non-tes.
2)      Peserta didik dalam mempersiapkan diri mengikuti penilaian tes maupun non-tes. Dengan demikian siswa dapat melakukan self assessment untuk mengukur kemampuan diri sebelum mengikuti penilaian sesungguhnya
3)      Pimpinan sekolah dalam memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan pembelajaran dan penilaian di kelas.
4)      Orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi siswa lebih maksimal.
C.       Macam-macam Indikator Pencapaian Kompetensi
1.      Indikator kunci
Safari (2005:21-22) menyatakan bahwa Indikator kunci adalah indikator yang memenuhi syarat UKRK atau Urgensi, Kontinuitas, Relevansi dan Keterpakaian.
a)      Urgensi secara dimaknai bahwa teoritis indikator itu harus dikuasai siswa.
b)      Kontinuitas dimaknai bahwa indikator ini merupakan indikator lanjutan yangmerupakan pendalaman dari satu atau lebih indikator yang sudah pernah dipelajari pada KD sebelumnya atau pada KD itu sendiri.
c)      Relevansi dimaknai bahwa indikator itu diperlukan untuk mempelajari atau memahami mata pelajaran lain
d)     Keterpakaian dimaknai bahwa indikator itu memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Ditinjau dari tuntutan kemampuan yang harus ditampilkan atau dikuasai siswaberkait dengan KD yang bersangkutan indikator kunci menuntut kemampuan setara dengan kemampuan yang dirumuskan pada kompetensi dasar (KD), sehingga tuntutan kemampuan pada indikator kunci mewakili tuntutan kemampuan KD-nya. Kemampuan yang dituntut pada indikator kunci adalah kemampuan minimal dari KD-nya, atau dengan kata lain target kemampuan minimal pada penguasaan suatu KD tercermin dalam indikator kunci. Indikator kunci ini harus diuji dengan maksud untuk mengetahui tingkatpencapaian siswa terhadap KD. Pengujian melalui ulangan harian. Bila UKRK-nya cukup tinggi maka selain pada ulangan harian dapat pula diujikan pada ulangan tengah semester atau ulangan akhir semester. Siswa dikatakan tuntas suatu KD apabila minimal ia menguasai kemampuan yang dirumuskan pada indikator kunci
2.      Indikator pendukung/jembatan
Safari (2005:23) menyatakan bahwa indikator pendukung merupakan indikatoryang mendukung indikator kunci. Ditinjau dari tuntutan kemampuan yang harus ditampilkan atau dikuasai siswaberkait dengan KD yang bersangkutan, indikator pendukung mencerminkan kemampuan jembatan yang diperlukan dalam rangka menguasai kemampuan yang dirumuskan oleh indikator kunci. Oleh karena itu indikator pendukung bisa juga disebut indikator jembatan. Indikator pendukung/jembatan mencerminkan kemampuan jembatan yang diperlukan dalam rangka menguasai kemampuan yang dirumuskan oleh indikator kunci. Kemampuan jembatan itu berhubungan dengan kemampuan prasyarat.
Kemampuan prasyarat adalah kemampuan yang sebelumnya telah dipelajari siswa,dan kemampuan itu langsung berhubungan dengan kemampuan yang akan dipelajari. Mengingat materi matematika tersusun hirarkis sangat ketat, maka kemampuan prasyarat ini kedudukannya sangat penting. Siswa yang lemah dalam penguasaan kemampuan prasyarat hampir pasti akan lemah dalam kemampuan berikutnya. Oleh karena itu dalam mata pelajaran matematika sangat penting mencermati kemampuan prasyarat.
Dalam kaitan dengan pengelompokan indikator, kemampuan pada  indikator pendukung/jembatan merupakan kemampuan prasyarat untuk penguasaan kemampuan pada indikator kunci dalam lingkup KD yang bersangkutan. Dengan demikian bila siswa anda diprediksi pada umumnya cepat menguasai kemampuan yang dirumuskan oleh indikator kunci, anda tidak perlu mendesain indikator pendukung atau jembatan. Bila anda memprediksi siswa anda pada umumnya ’lemah’ dalam kemampuan prasyarat berkait dengan kemampuan pada indikator kunci, maka anda sebaiknya mendesain indikator pendukung/jembatan. Mengingat bahwa materi matematika tersusun hirarkis sangat ketat maka dapat terjadi kemampuan prasyarat untuk indikator kunci terkait dengan kemampuan pada KD-KD yang telah dipelajari sebelumnya, namun dapat pula terkait dengankemampuan pada KD bersangkutan yang sedang dipelajari.
Kemampuan prasyarat untuk indikator kunci yang dirumuskan pada indikator pendukung atau jembatan adalah kemampuan berkait dengan KD bersangkutan yang sedang dipelajari, bukan berkait dengan kemampuan pada KD-KD sebelumnya. Bila kemampuan prasyarat untuk indikator kunci berkait dengan kemampuan pada KD-KD sebelumnya yang telah dipelajari maka penguasaannya dideteksi (bukan diuji) dalam apersepsi pada kegiatan pendahuluan pembelajaran. Sedangkan kemampuan prasyarat untuk indicator kunci yang dirumuskan pada indikator pendukung/jembatan dibahas pada kegiatan inti pembelajaran dan tepatnya sebelum siswa belajar dengan tolok ukur indikator kunci.
 Indikator pendukung/jembatan boleh tidak diujikan secara mandiri bila sudahterwakili oleh indikator kunci, karena pengujian diikutkan pada indikator kunci. Bila belum terwakili indikator kunci maka indikator pendukung/jembatan harus diujikan.
Contoh: pada KD ’Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel (SPLSV)’ di Kelas VIII, dapat didesain indikator pendukung/jembatan:  ’mengidentifikasi SPLDV dalam berbagai bentuk ’ dan indikator kunci’ menyelesaikan SPLDV dengan cara eliminasi dan substitusi’.
Indikator  pendukung atau jembatan sebaiknya diuji sendiri, karena tidak terwakili oleh indikator jembatan. Karena menjadi modal atau prasyarat untuk menguasai kemampuan pada indikator kunci, maka sebaiknya pengujian indikator pendukung/jembatan dilakukansebelum siswa belajar kemampuan yang berkait dengan indikator kunci. Dengandemikian, sebaiknya pengujian indikator pendukung/jembatan dilakukan sebelumulangan harian.
3.      Indikator kompleks atau pengayaan
Safari (2005:23-24) menyatakan bahwa indikator kompleks merupakanindikator yang memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi. Dalam pelaksanaannya indikator kompleks menuntut:
a)      Kreativitas yang tinggi
b)      Waktu yang cukup lama karena perlu pengulangan,
c)      Penalaran dan kecermatan siswa yang tinggi,
d)     Sarana dan prasarana sesuai tuntutan kompetensi yang harus dicapai.
Ditinjau dari tuntutan kemampuan yang harus ditampilkan atau dikuasai siswa berkait dengan KD yang bersangkutan, indikator kompleks mencerminkan tuntutan kemampuan tambahan atau kemampuan yang sifatnya pengayaan dari target kemampuan minimal pada kdnya. Oleh karena itu indikator kompleks bias juga disebut indikator pengayaan. Perlu diingat bahwa target kemampuan minimal tercermin pada indikator kunci. Bila Indikator kompleks/pengayaan tidak diterapkan untuk semua siswa maka indikator kompleks ini tidak harus diuji melalui ulangan harian.
D.      Manfaat Indikator Penilaian
Indikator Penilaian bermanfaat bagi :
a)      guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan melalui tes (tes tertulis seperti ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester, tes praktik, dan/atau tes perbuatan) maupun non-tes;
b)      peserta didik dalam mempersiapkan diri mengikuti penilaian tes maupun non-tes. Dengan demikian siswa dapat melakukan self assessment untuk mengukur kemampuan diri sebelum mengikuti penilaian sesungguhnya;
c)       pimpinan sekolah dalam memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan pembelajaran dan penilaian di kelas; dan
d)     orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi siswa lebih maksimal.
E.       Mekanisme Pengembangan Indikator
1.    Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD.
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut.Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD.  Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan.
Klasifikasi tingkat kompetensi berdasarkan kata kerja yang digunakan disajikan dalam tautan ini (Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional). Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja berdasarkan aspek kognitif, Afektif dan Psikomotorik disajikan dalam tautan ini [Kata Kerja Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor]
Tabel 1. Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional
No
Klasifikasi Tingkat Kompetensi
Kata Kerja Operasional yang Digunakan
1
Berhubungan dengan mencari keterangan (dealing with retrieval)
  1. Mendeskripsikan (describe)
  2. Menyebutkan kembali (recall)
  3. Melengkapi  (complete)
  4. Mendaftar (list)
  5. Mendefinisikan (define)
  6. Menghitung (count)
  7. Mengidentifikasi (identify)
  8. Menceritakan (recite)
  9. Menamai (name)
2
Memproses (processing)
  1. Mensintesis (synthesize)
  2. Mengelompokkan (group)
  3. Menjelaskan (explain)
  4. Mengorganisasikan (organize)
  5. Meneliti/melakukan eksperimen (experiment)
  6. Menganalogikan (make analogies)
  7. Mengurutkan (sequence)
  8. Mengkategorikan (categorize)
  9. Menganalisis (analyze)
  10. Membandingkan (compare)
  11. Mengklasifikasi (classify)
  12. Menghubungkan (relate)
  13. Membedakan (distinguish)
  14. Mengungkapkan sebab (state causality)
3
Menerapkan dan mengevaluasi
  1. Menerapkan suatu prinsip (applying a principle)
  2. Membuat model (model building)
  3. Mengevaluasi (evaluating)
  4. Merencanakan (planning)
  5. Memperhitungkan/meramalkan kemungkinan (extrapolating)
  6. Memprediksi (predicting)
  7. Menduga/Mengemukakan pendapat/ mengambil kesimpulan (inferring)
  8. Meramalkan kejadian alam/sesuatu (forecasting)
  9. Menggeneralisasikan (generalizing)
  10. Mempertimbangkan /memikirkan kemungkinan-kemungkinan (speculating)
  11. Membayangkan /mengkhayalkan/ mengimajinasikan (Imagining)
  12. Merancang (designing)
  13. Menciptakan (creating)
  14. Menduga/membuat dugaan/ kesimpulan awal (hypothezing)

Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja berdasarkan aspek kognitif, Afektif dan Psikomotorik.
2.    Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah
Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam penilaian. Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran adalah sebagai berikut.
Kelompok Mata Pelajaran
Mata Pelajaran
Aspek yang Dinilai
Agama dan Akhlak Mulia
Pendidikan Agama
Afektif dan Kognitif
Kewarganegaraan dan Kepribadian
Pendidikan Kewarganegaraan
Afektif dan Kognitif
Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Penjas Orkes
Psikomotorik, Afektif, dan
Kognitif
Estetika
Seni Budaya
Afektif dan Psikomotorik
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Matematika, IPA, IPS
Bahasa, dan TIK.
Afektif, Kognitif, dan/atau Psikomotorik sesuai karakter mata pelajaran
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan SK serta KD masing-masing mata pelajaran.
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional. Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target pencapaian sekolah tidak sama.
Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar internasional yang digunakan. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator.
3. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang diraihnya. Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.
4. Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1.      Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator
2.      Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
3.      Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
4.      Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
5.      Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
6.      Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.
5. Mengembangkan Indikator Penilaian
Indikator penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari indikator (indikator pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan pedoman penilaian bagi guru, peserta didik maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator penilaian bersifat terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh warga sekolah. Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai dengan indikator penilaian.
Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan indikator (indikator pencapaian kompetensi). Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri.
Kompetensi Dasar/Indikator
Indikator Penilaian
Bentuk
3.2   Mendeskripsikan perkembangan teori atom
  • Mendeskripsikan karakteristik teori atom Thomson, Rutherford, Niels Bohr, dan mekanika kuantum
  • Menghitung perubahan energi elektron yang mengalami eksitasi
  • Menghitung panjang gelombang terbesar dan terkecil pada deret Lyman, Balmer, dan Paschen pada spectrum atom hidrogen

  • Siswa dapat memvisualisasikan bentuk atom Thomson, Rutherford, dan Bohr
  • Siswa dapat menunjukkan sikap kerjasama, minat dan kreativitas, serta komitmen melaksanakan tugas dalam kerja kelompok
  • Siswa dapat menunjukkan kelemahan dari teori atom Thomson, Rutherford, atau Niels Bohr
  • Siswa dapat menghitung energi dan momentum sudut electron berdasarkan teori atom Bohr
  • Siswa dapat menghitung besar momentum sudut berdasarkan teori atom mekanika kuantum
  • Siswa dapat menghitung panjang gelombang atau frekuensi terbesar dari deret Lyman, Balmer, atau Paschen
  • Siswa dapat menerapkan konsep energi ionisasi, energi foton, dan/ atau energi foton berdasarkan data dan deskripsi elektron dalam atom.

Penilaian hasil karya/produk
Penilaian sikap
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis

Prinsip-prinsip pengembangan indikator antara lain:
a)      Sesuai dengan kepentingan (urgensi)
b)      Kesinambungan (kontinuitas)
c)      Kesesuaian (relevansi)
d)     Dan kontekstual
Keseluruhan indikator dalam satu kompetensi dasar merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten.
Disini Setidaknya ada 5 hal penting yang perlu untuk diperhatikan dalam penyusunan indicator yaitu:
1.      Indikator itu harus terukur artinya sebuah indikator yang baik wajib untuk dapat diukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif . Contohnya, (1) Indikator yang mau diukur apa? Misalnya produksi durian meningkat, (2) kemudian berikan kuantitas misalnya produksi petani durian meningkat 40% dari X ke Y, (3) kemudian berikan kualitas, misalnya produksi petani durian meningkat 40% dengan kualitas sebaik durian impor, (4) kemudian berikan kerangka waktu, misalnya Produksi durian petani meningkat 40% antara okt 2000 s/d okt 2005 dengan kualitas sebaik durian impor.
2.      Indikator itu harus Visibel artinya sebuah indikator yang baik haruslah jelas dalam pengertian finansial, peralatan, keahlian, dan ketersediaan waktu. Umumnya tersedia banyak indikator untuk setiap tujuan yang akan dicapai. Pilihlah indikator yang langsung dapat mengukur dan murah. Contoh:
Tujuan : Peningkatan kesehatan bayi
Indikator :
1.      Kunjungan bayi ke pos yandu meningkat 30% paska kelahiran.
2.      Turunnya tingkat kematian bayi sampai dengan 8%.
Indikator no.2 lebih tepat sasaran dan mudah didapat. Dari sisi biaya juga lebih murah.
3.      Indikator itu harus akurat dan relevan, artinya sebuah indikator yang baik haruslah memperlihatkan atau memperagakan apa yang sedang kita ukur seakurat mungkin.
Contoh no 2 adalah contoh yang akurat dan relevan, mengapa? Karena tingkat kematian bayi berkorelasi erat dengan kondisi kesehatan bayi secara langsung dan signifikan.
4.      Indikator itu harus sensitif, artinya Sebuah indikator harus memiliki kemampuan untuk menampung gejala perubahan sepanjang waktu.
Contohnya Fluktuasi (naik turun) kematian bayi selalu dapat diukur setiap saat sehingga indikator tingkat kematian bayi disebut sensitif. Hal ini juga didukung proses hukum di mana setiap tejadi kematiah mesti dicatatkan oleh pihak berwenang seperti rumah sakit dan kepolisian.
5.      Indikator itu harus tepat waktu, artinya sebuah indikator yang baik wajib menyediakan informasi tepat waktu.
Indikator yang telah dipergunakan pada suatu baris tidak diperbolehkan untuk dipergunakan pada baris yang lain. Mengapa? Jika indikator sama lalu bagaimana kita menentukan mana memenuhi indikator dan tidak memenuhi. (diks-kabari bos).
F.      Contoh Pengembangan Indikator
Berikut ini contoh pengembangan indikator pencapaian kompetensi untuk satu SK yang terdiri dari dua KD, yaitu KD 3.1 dan 3.2 di kelas VIII, indikator yang dikembangkan mencakup indikator jembatan, kunci, pengayaan atau tambahan.
Kelas/  jenjang
Kompetensi dasar
Indicator pencapaian kompetensi
kompetensi
Kelas VII/SMP
3.1 Menggunakan teorema pytagoras untuk menentukan panjang sisi segitiga siku-siku.

3.1.1 Menuliskan teorema pythagoras pada segitiga siku-siku dalam berbagai posisi
Pendukung/jembatan


3.1.2 menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku menggunakan teorema pythagoras
Kunci


3.1.3 Menentukan jenis suatu segitiga termasuk siku-siku, lancip, atau tumpul berdasarkan panjang sisi-sisinya
Kunci/tambahan


3.1.4 menentukan panjang sisis-sisi pada segitiga siku-siku istimewa berdasarkan perbandingan panjang sisi-sisinya
Kompleks/pengayaan





3.15.Menjelaskan rumus untuk mencari triprel pythagoras
3.16.Menuliskan contoh bilangan tripel pythagoras yang bervariasi

Kompleks / pengayaan

Kompleks/ pemgayaan


3.2  Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan yeorema pytagoras
3.2.1.Memahami masalah yang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema pythagoras
Pendukung/ jembatan


3.2.2. merencanakan strategi memecahkan suatu masalah yang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema pythagoras
Pendukung/ jembatan


3.2.3. Melaksanakan  strategi memecahkan masalah yang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema pythagoras
Pendukung/ jembatan







3.2.4. Memecahkan masalah yang tidak berhubungan yang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema pythagoras
Kunci


3.2.5. Memahami masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema pythagoras dan kehidupan sehari-hari
Pendukung/ jembatan


3.2.6. Merencanakan strategi mmecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema pythagoras dan kehidupn sehari-hari

Pendukung/ jembatan
Keterangan contoh:
1.      Pada KD nomor 3.1 Kelas VIII didesain 6 macam indikator. Target minimal siswa adalahmampu menunjukkan kemampuan seperti pada indikator ke-3
Untuk mencapaikemampuan itu didukung atau dijembatani oleh indikator ke-1 dan ke-2. Kemampuanyang dirumuskan pada indikator ke-4, ke-5 dan ke-6 bersifat pengayaan.
2.      Indikator ke-2 KD 3.1 adalah indikator kunci,
karena kemampuan yaitu dituntut padaindikator ke-3 mewakili kemampuan yang dituntut oleh KD.
3.      Indikator ke-1 KD 3.1 adalah indikator pendukung/jembatan.
Sebelum belajar KD3.1, siswa belum pernah mengenal Teorema Pythagoras. Oleh karena itu agar dapatmemperoleh kemampuan seperti yang dikehendaki oleh KD 3.1, terlebih dahulu siswaperlu menemukan Teorema Pythagoras. Dari kegiatan menemukan Teorema Pythagorasitu, target kemampuan siswa yang akan dicapai adalah mampu menuliskan Teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku dalam berbagai variasi posisi dan nama seperti yang dituliskan pada indikator ke-1. Oleh karena itu indikator ke-1 dikatakan indikator pendukung/jembatan untuk menguasai kemampuan yang dirumuskan oleh indikator kunci.
4.      Indikator ke-3 KD 3.1 adalah indikator kunci, tapi dapat pula dikelompokkan ke indikator tambahan.
Kemampuan mengidentifikasi suatu segitiga termasuk siku-siku,lancip atau tumpul seperti yang dirumuskan oleh indikator ke-3 berada sedikit di ataskemampuan indikator kunci. Karena kemampuan minimal utama tetap menghitung panjang sisi segitiga siku-siku menggunakan Teorema Pythagoras (indikator kunci) maka indikator ke-3 ini dapat difungsikan sebagai indikator tambahan. Kemampuan penalaran siswa dapat dilihat dengan indikator ke-3 ini.
5.      Indikator ke-4, ke-5 dan ke-6 KD 3.1 merupakan indicator kompleks/pengayaan.
Keberadaan indikator ke-4, ke-5 dan ke-6 disesuaikan dengan tingkat kemampuan atau kecepatan belajar siswa. Indikator ini diterapkan untuk siswa yang dengan cepat dan mudah menguasai kemammpuan yang dirumuskan oleh indikator kunci.
6.      Standar kompetensi (SK) 3 Kelas VIII terdiri 2 KD, yaitu KD Standar kompetensi (SK) 3Kelas VIII terdiri 2 KD, yaitu KD 3.1 dan KD 3.2. Rumusan KD 3.2 adalah ”Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras”, sehingga dengan jelas KD 3.2 menuntut kemampuan pemecahan masalah. Kemampuanyang dituntut pada KD 3.2 lebih kompleks dari KD 3.1. Oleh karena itu tidak perlu dirumuskan indikator kompleks/pengayaan yang kemampuannya menuntut pemecahan masalah pada KD 3.1.
7.      Indikator ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-5, ke-6, ke-7 KD 3.2 merupakan indicator pendukung/jembatan. Keberadaan indikator-indikator tersebut sebagai pendukung kemampuan pada indikator kunci.
8.      Indikator ke-4 dan ke-5 KD 3.2 merupakan indikator kunci.
Sesuai dengan Kd-nya maka pencapaian siswa pada KD 3.2 diukur dengan tolok ukur indicator ke-4 dan 5 ini.
9.      KD 3.2 merupakan KD yang menuntut kemampuan pemecahan masalah secara eksplisit. Karena kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan paling kompleks dalam belajar matematika maka tidak perlu didesain indikator kompleks/pengayaan. Untuk pengayaan siswa yang cepat tuntas didesain berdasarkan bahan ajar yang tingkat kesulitannya ditingkatkan.











BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu.
Dengan demikian Indikator merupakan penanda pencapaian Kompetensi Dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan indikator adalah:
1)      Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua)
Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi.
2)      Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD maupun SK.
3)      Prinsip pengembangan indikator adalah urgensi, kontinuitas, relevansi dan kontekstual.
4)      Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, prilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten.
Dalam mengembangkan suatu indikator perlu mempertimbangkan:
(1)   Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD.
(2)   Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah. 
(3)   Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Sedangkan dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu:
1.      Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator.
2.      Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikoator soal.
Dalam mekanisme pengembangan indikatornya adalah:
1)      Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD.
2)      Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah
3)      Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
4)      Merumuskan Indikator
5)      Mengembangkan Indikator Penilaian.

B.     Saran
Penulis menyadari bahawa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, dan penulis berharap makalah ini dapat menjadi salah satu acuan yang dapat menambah pengetahuan tentang pengembangan indikator, yang terdapat pada mata kuliah perencanaan pembelajaran matematika, selain itu untuk dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk para pembaca dalam keperluan yang berkaitan dengan judul tersebut.









DAFTAR PUSTAKA

·         http://www.scribd.com/doc/98365101/Makalah-Pengembangan-Indikator-Dalam-Kurikulum-Tingkat-Satuan-Pendidikan-2 © Copyright 2013 Scribd Inc, di unggah 8 Maret 2013. Pukul 17.20 WIB.
·         http://narutozanu.wordpress.com/2012/05/24/makalah-pengembangan-indikator/ . by Narutozanu di unggah 10 Maret 2013. Pukul 20.15 WIB.
·         file:///E:/New%20folder%20%282%29/PENGEMBANGAN%20INDIKATOR/bagaimanakah-membuat-indikator-yang.html.Copyright © 2009 by. Kabari Bos, di unggah 5 Maret 2013. Pukul 09.12 WIB.
·         file:///E:/New%20folder%20%282%29/PENGEMBANGAN%20INDIKATOR/pengertian-kd-indikator-materi.html. by Dewi Nur Hasanah, di unggah 10 Maret 2013. Pukul 15.30 WIB.

1 komentar: